Untukmu, Lelakiku.
Kamu...
Bolehkah aku bertanya ?
Kapan kamu pulang?
Aku disini. Menunggumu di depan rumah.
Kamu tahu? ketika menunggumu, ada
banyak hal yang aku takutkan.
Pertama. Aku takut, ketika aku sedang
menunggumu di depan rumah, ada tetanggaku yang mampir. Entah hanya sekedar
berbincang atau meminta teh/kopi buatanku. Tapi satu hal, jika ia memintanya,
aku akan membuatkan. Namun, aku tidak akan mengijinkannya masuk kerumah.
Kedua. Aku takut ketika sedang
menunggumu, ada orang asing yang menyapaku dan menghampiriku. Walaupun sekedar
tanya alamat.
Aku juga takut, ketika menunggumu di depan
rumah, ada tetangga yang berusaha membangun rumah di sebelah rumah kita. Karena
itu akan membuatku merasa iba dan keluar rumah untuk membantunya.
Kamu..
Bolehkah aku bercerita?
Aku takut ketika dalam perjalanan
pulangmu menujuku, ada banyak hal yang membuatmu mampir dan makin lama sampai
rumah. Seperti hujan lebat. Aku selalu meyakinkan hatiku bahwa kamu pasti
pulang ketika hujan reda. Tapi lagi-lagi ketakutanku hadir. Bahwa setelah hujan
reda, ada kemacetan dimana-mana. Membuatmu lelah dan mampir ke tempat makan
atau pom bensin hanya untuk istirahat sejenak.
Kamu..
Bolehkah aku bertanya lagi?
Kapan kamu pulang?
Kamu mengirim pesan lewat udara
kepadaku tentang permntaan maaf atas penantianku padamu.
Harus kamu ketahui, ketika kamu datang,
aku tidak akan membiarkanmu terlalu lama berdiri di depan pintu.
Ketika kamu datang, aku berjanji tidak
akan menanyakan kenapa baru sekarang.
Ketika kamu datang, aku berjanji tidak
akan menanyakan hati mana saja yang kamu lewati hingga sampai disini.
Karena dengan langkahmu, aku bangun
dari perasaan yang ku nina-bobo kan sendiri.
Aku bukan menunggumu. Aku hanya tahu
tiap detiknya selangkah kakimu menujuku.
Hingga akhirnya aku dengar ada suara
langkah kaki yang aku nantikan.
Iya. Itu langkah kakimu.
Dan masih saja kamu bertanya, “Bolehkah
aku masuk?” Ketika aku sudah siap membuka pintu lebar-lebar untukmu.
oleh: Gadis Soremu