Monday, January 13, 2014

Untukmu, Lelakiku.


 


Untukmu, Lelakiku.

Kamu...
Bolehkah aku bertanya ?
Kapan kamu pulang?
Aku disini. Menunggumu di depan rumah.
Kamu tahu? ketika menunggumu, ada banyak hal yang aku takutkan.
Pertama. Aku takut, ketika aku sedang menunggumu di depan rumah, ada tetanggaku yang mampir. Entah hanya sekedar berbincang atau meminta teh/kopi buatanku. Tapi satu hal, jika ia memintanya, aku akan membuatkan. Namun, aku tidak akan mengijinkannya masuk kerumah.
Kedua. Aku takut ketika sedang menunggumu, ada orang asing yang menyapaku dan menghampiriku. Walaupun sekedar tanya alamat.
Aku juga takut, ketika menunggumu di depan rumah, ada tetangga yang berusaha membangun rumah di sebelah rumah kita. Karena itu akan membuatku merasa iba dan keluar rumah untuk membantunya.

Kamu..
Bolehkah aku bercerita?
Aku takut ketika dalam perjalanan pulangmu menujuku, ada banyak hal yang membuatmu mampir dan makin lama sampai rumah. Seperti hujan lebat. Aku selalu meyakinkan hatiku bahwa kamu pasti pulang ketika hujan reda. Tapi lagi-lagi ketakutanku hadir. Bahwa setelah hujan reda, ada kemacetan dimana-mana. Membuatmu lelah dan mampir ke tempat makan atau pom bensin hanya untuk istirahat sejenak.

Kamu..
Bolehkah aku bertanya lagi?
Kapan kamu pulang?
Kamu mengirim pesan lewat udara kepadaku tentang permntaan maaf atas penantianku padamu.
Harus kamu ketahui, ketika kamu datang, aku tidak akan membiarkanmu terlalu lama berdiri di depan pintu.
Ketika kamu datang, aku berjanji tidak akan menanyakan kenapa baru sekarang.
Ketika kamu datang, aku berjanji tidak akan menanyakan hati mana saja yang kamu lewati hingga sampai disini.
Karena dengan langkahmu, aku bangun dari perasaan yang ku nina-bobo kan sendiri.

Aku bukan menunggumu. Aku hanya tahu tiap detiknya selangkah kakimu menujuku.
Hingga akhirnya aku dengar ada suara langkah kaki yang aku nantikan.
Iya. Itu langkah kakimu.
Dan masih saja kamu bertanya, “Bolehkah aku masuk?” Ketika aku sudah siap membuka pintu lebar-lebar untukmu.



oleh: Gadis Soremu